Rabu, September 18, 2013

Do it RIGHT (part 2)

Bismillah..

Setelah tulisan saya tentang apa makna kata right bagi saya,maka saya disodorkan pertanyaan : "kalau begitu, apa ada kriteria bahwa tindakan kita bisa disebut benar?". Ya ada dong :)
Izinkan saya mengusulkan rumusan sederhana bagaimana Do it Right ini diterapkan dalam keseharian kita.

Pertama, Right Purpose.
Tujuan, niat dan alasan kita berbuat dan bertindak harus tepat. Mempunyai tujuan yang betul, niat yang lurus dan alasan yang tepat. Dalam agama saya,diajarkan manusia dalam segala tindakannya harus merujuk pada purpose yang benar yaitu Ridho Allah. Purpose juga bisa berupa visi, cita-cita dan resolusi. Baik dalam rencana hidup, pekerjaan atau bisnis, pastikan tujuan dan visi kita juga jelas, tidak mengawang-awang, dan pastikan tujuan itu membawa manfaat bagi diri sendiri dan orang lain seluas mungkin.

Kedua, Right Way.
Dalam melakukan sesuatu, kita juga harus melakukannya dengan cara yang benar. Cara yang benar mensyaratkan dua hal: panduan yang benar, ilmu yang relevan. Ibarat menggunakan komputer baru, maka agar cara pakainya benar, Anda harus menggunakan panduan dari produsennya, dan tentunya untuk spesifikasi yang sama dengan yang Anda akan gunakan. Selain itu juga Anda perlu ilmu serta pengetahuan lain yang diperlukan dalam menggunakan komputer, mengetik misalkan. Lengkapi juga dengan peralatan yang sesuai.

Ketiga, Right Example.
Terkadang meskipun tujuan dan caranya benar, kita masih saja bisa keliru. Untuk memastikan kekeliruan tidak terjadi, kita memerlukan teladan, contoh, bimbingan dan pengalaman dari orang lain. Example. Dalam bahasa yang lebih keren : best practice. Bimbingan dan contoh ini bisa kita dapat dari ahli, guru, mentor yang pas. Dalam berbagai hal, karena perubahan zaman dan perbedaan lingkungan metode dan cara bisa saja berubah meskipun pakem/kaidah pokoknya tetap sama. Untuk itulah kita perlu terus berguru dan belajar dari yang lebih paham, lebih pakar, lebih dulu mempraktekkan dalam bidang tertentu.

Keempat, Right People.
Hal keempat ini adalah penekanan dalam hal "manusianya", SDM. Baik si pelaku, maupun orang-orang di sekitarnya
Karena perbedaan potensi, kepribadian, mesin kecerdasan dan passion setiap orang bisa berbeda. Maka sebelum melakukan pekerjaan dan melakukan tindakan, seseorang sebaiknya mengenal dirinya terlebih dahulu.  Sehingga kita tahu amalan-amalan pamungkas yang bisa kita lakukan, bidang ilmu yang pas untuk dikuasai, pekerjaan yang cocok untuk dilakoni, rumusan visi hidup paling sesuai untuk dijalani, dan seperti apa kita ingin dikenang kelak. 
Ini juga berlaku bagi mereka yang mempunyai kewenangan dalam memberikan tugas atau pekerjaan. Atasan sedikit banyak harus memahami kepribadian dan mesin kecerdasan bawahannya. Sehingga pekerjaan, proyek, tugas dapat dilaksanakan oleh orang yang tepat.
Bagaimana kita mengenali kepribadian dan mesin kecerdasan kita? pernah dengar tentang STIFIn?
Kita bisa saja sudah benar melakukan segala sesuatu., tapi selama Anda hidup selama itu pula Anda bisa terpengaruh orang lain dan lingkungan. Komitmen Anda bisa saja luntur, konsistensi bisa saja melemah, semangat runtuh, langkah salah arah dan niatpun berubah. Hal ini biasa, memang begitulah manusia, iman saja bisa naik bisa turun. Tapi tentunya Anda tidak ingin terus menerus berada di jalan menurun dalam hidup 'kan?
Untuk kembali mengingatkan akan tujuan, meluruskan niat, menyemangati diri, menguatkan komitmen, dan mendapatkan ilmu dan inspirasi Anda harus bersama orang-orang yang tepat. Carilah guru dan mentor yang cocok untuk Anda. Belajarlah dari pakarnya. Bergaullah dengan teman-teman yang baik. Temukan komunitas yang positif. Pilihlah jodoh yang baik. Ciptakan keluarga yang selalu memberi kekuatan. Miliki habitat yang tepat.

Let's do it and do it RIGHT.

Salam SuksesMulia
Berkenan ngobrol dengan @sulfan di Twitter?
Terimakasih

2 komentar: